[Mitos Jawa 1] 20 Mitos di Jawa, Khususnya
Banyumas, Jawa Tengah, Bagian 1
My Own Property |
Apa itu mitos? Mitos adalah sesuatu yang dianggap keramat
dan memiliki nilai mistis tertentu. Namun, pengertian mitos ini sendiri juga
bisa berbeda-beda menurut para ahli. Mitos sendiri sudah memang sudah ada sejak
dulu. Saya pun tidak tahu entah kapan mitos itu mulai berkembang. Namun yang
pasti, kita pasti mulai mengenal mitos sejak kita kecil yang sering disampaikan
oleh orang tua kita. Mitos ini sebenarnya adalah suatu nasihat, namun
penyampaiannya menggunakan kalimat peringatan yang sangat mengena dan
bergantung situasi dan kondisi. Boleh percaya atau tidaknya mitos-mitos
berikut, tentu bergantung kita masing-masing. Tapi sebenarnya mitos itupun
banyak yang berdasarkan ajaran agama, tata karma, dan sopan santun, namun
disampaikan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami anka-anak. Memang biasanya mitos-mitos
tersebut disampaikan kepada anak-anak yang memang tingkat penalarannya masih
rendah sehingga harus menggunakan bahasa yang sederhana. Berikut adalah
beberapa contoh mitos yang ada di Jawa, terutama di Banyumas, Jawa Tengah.
1. Jangan duduk di pintu, nanti susah dapat jodoh
Ini yang sering kita dengar ketika duduk di pintu. Mungkin
maksudnya adalah kita jangan duduk di pintu karena pintu adalah jalan masuk
keluar orang. Jadi ketika kita duduk di pintu akan menghalangi mereka yang
melewati pintu itu. Sungguh pesan explisit yang bagus.
2. Kalau kuku tangan kanan ada bunganya, tandanya ada
yang suka
Coba cek kuku tangan kanan masing-masing, apakah ada bunga
kukunya? Kalau ada berarti ada yang suka. Sebaliknya, kalau bunga kukunya ada
di tangan kiri, maka tandanya ada yang membenci kita. Itulah mitos yang beredar
dari dulu. Namun, sejauh yang saya tahu, bunga kuku sebenarnya adalah jamur
kuku. Jamur ini berwarna putih di kuku. Biasanya ada beberapa jamur kuku
tersebut.
3. Kalau makan tidak habis, nanti ayamnya mati
“Nak, habisin makanannya! Kalau ngga habis nanti ayamnya
mati lho!” Itulah yang sering diucapkan orang tua kita ketika kita makan
namun tidak habis, dan kebetulan kita juga punya peliharaan ayam. Mungkin
maksudnya adalah makanan yang tidak habis nantinya akan mubazir karena hanya
dibuang. Maka daripada dibuang, mending dihabiskan saja makanannya. Karena
membuang-membuang makanan merupakan perbuatan yang tidak baik/tercela.
4. Pas sedang makan ada rambut panjang, tandanya panjang
umur
Lagi enak-enaknya makan, tiba-tiba ada rambut yang muncul.
Tentu rasanya jijik dan tidak ingin makan lagi, yang akhirnya makanannya dibuang.
Namun, mitosnya kalau nemu rambut panjang pas sedang makan tandanya panjang
umur. Akhirnya makan pun dilanjutkan dan rasanya malah senang karena umur kita
panjang. Namun sebaliknya, kalau nemu rambut pendek, maka umur kita juga
pendek. Itulah mitos yang berkembang. Mungkin maksudnya adalah biar kita tidak
membuang makanannya karena merasa jijik. Sehingga kita melanjutkan untuk makan
dan menghabiskannya.
5. Makan jangan disangga, nanti istrinya direbut orang
Makan disangga maksudnya hanya memegang bagian bawah
piringnya. Mitosnya besok kalau sudah menikah istri/suami kita akan direbut
orang lain. Mungkin maksudnya adalah pegang piringnya yang benar. Karena kalau
hanya disangga, piringnya mudah tumpah karena memegangnya kurang kuat. Peganglah
bagian bawah dan samping piring agar tidak mudah tumpah. Karena kalau tumpah
makananya akan mubazir juga.
6. Jangan bangun siang, nanti rezekinya dipatok ayam
Ajaran ini juga sebenarnya ada dalam agama, yaitu bangunlah
pagi agar rezeki kita dimudahkan. Mungkin maksudnya adalah itu, yaitu kalau
kita bangun siang nanti rezekinya diambil orang karena kita tidak segera
bergegas. Sama saja halnya seperti sebuah kesempatan yang seharusnya menjadi
milik kita tetapi diambil orang lain karena kita tidak bergegas mengambil
kesempatan itu. Itu karena kita memilih tidur dan bangunnya siang. Jadi sangat
mengena ya.
7. Kalau nyapu tidak bersih, nanti suaminya brewokan
“Ndu, nyapunya yang bersih, nanti suaminya brewokan lho.”
Mungkin itu yang sering kita dengar. Mungkin maksudnya adalah agar kita
nyapunya bersih dan tidak ada sampah yang tersisa. Karena kalau nyapunya tidak
bersih, maka tidak enak dipandang dan akan membuat pekerjaan sia-sia. Ini
biasanya disampaikan kepada anak perempuan oleh orang tuanya.
8. Jangan duduk dibantal, nanti bisulan
Mungkin karena dulu masih banyak yang bisulan, terutama
anak-anak, maka kalimat tersebut sangat ampuh agar anak-anak tidak duduk
dibantal. Mungkin maksudnya adalah bahwa bantal itu fungsinya untuk tidur dan
untuk alas kepala, bukan untuk duduk. Maka tidak sopan kalau bantal itu
diduduki dan bisa saja menjadi kotor kalau diduduki.
9. Jangan makan sayap ayam, nanti lamarannya ditolak
Padahal sayap ayam itu enak tapi kita tidak boleh makan oleh
anak-anak. Biasanya yang boleh makan sayap ayam adalah orang tua. Ini karena
ada mitos kalau makan sayap ayam nanti lamarannya ditolak. Tentu ini banyak
diterapkan ke anak laki-laki karena anak laki-laki yang melamar perempuan.
Mungkin maksudnya adalah karena sayap ayam itu tempat disuntikannya obat,
terutama ayam sayur. Jadi tidak terlalu baik jika dikonsumsi anak-anak.
10. Jangan makan brutu ayam, nanti menyesal di belakang
Brutu ayam (anus ayam) rasanya memang enak, tanpa tulang,
dan gurih. Biasanya dimakan oleh orang tua. Anak-anak tidak boleh makan karena
ada mitos kalau makan brutu ayam nanti menyesal dibelakang. Iya juga si,
sebenarnya menyesal itu ya dibelakang, bukan di depan. Mungkin maksudnya adalah
anus ayam itu tempat keluarnya kotoran, jadi tidak baik dikonsumsi oleh anak-anak.
Dan juga, rasanya yang gurih dan tanpa tulang menjadikan brutu ayam favorit bagi
orang tua, jadi anak-anak tidak boleh makan itu. Bagian spesial untuk orang tua
saja ya.
11. Bersiul di malam hari itu memanggil hantu
Memang ketika kita masih anak-anak senang bersiul di malam
hari. Namun mitosnya kalau kita bersiul di malam hari tandanya kita memanggil
hantu. Karena anak-anak takut dengan hantu, jadi kita tidak bersiul lagi.
Sungguh ampuh mitos ini sehingga anak-anak menjadi nurut. Mungkin maksud mitos
ini adalah bersiul di malam hari itu berisik, jadi bisa mengganggu orang lain
terutama yang mau atau sedang tidur.
12. Jangan keluyuran saat maghrib, nanti dibawa wewe
gombel
Wewe gombel memang mitosnya adalah hantu yang suka membawa
anak-anak. Maka ketika anak-anak main dan keluyuran di malam hari terutama
maghrib, mitos ini sangat ampuh agar anak-anak tidak keluyuran saat maghrib.
Mungkin maksudnya juga sama yah, yaitu agar anak-anak tidak bermain dan
keluyuran saat maghrib karena memang pada waktu tersebut akan lebih baik
digunakan untuk belajar atau mengaji.
13. Makanan yang jatuh sebelum 5 menit lebih baik diambil
dan dimakan lagi
Kalau makanan kita jatuh, kita pasti mengambil makanan
tersebut dan memakannya kembali. Ini karena biasanya ada mitos makanan yang
jatuh belum 5 menit maka masih boleh dimakan. Memang sih, itu bagus biar
makannya tidak mubazir, tapi jangan lupa dibersihkan terlebih dahulu. Dan juga
perhatikan jenis makanannya kering atau basah, tempat jatuhnya ke mana, apakah
masih layak di makan atau tidak. Tentu ini maksudnya baik agar kita tidak
membuang-buang makanan.
14. Jangan makan sambil tiduran, nanti jadi ular
Saat kita kecil biasanya suka makan di kamar tidur dan
sambil tiduran. Namun ada hal membuat kita tidak melakukannya lagi yaitu mitos
kalau makan sambil tiduran nanti bisa jadi ular. Ular memang makannya kan
sambil tiduran, jadi kalau kita seperti itu maka sama saja dengan ular. Mungkin
maksudnya adalah makan sambil tiduran itu tidak baik, bisa tersedak, makanan
bisa tercecer, dan sebagainya. Dalam agama pun kita dilarang untuk makan sambil
tiduran. Begitu juga secara medis, makan sambil tiduran tidak baik untuk
pencernaan.
15. Jangan makan pakai cobek, tidak “ilok”
Makan menggunakan cobek memang rasanya lebih enak, apalagi itu
adalah sisa sambal favorit yang sayang kalau tidak dihabiskan hingga bersih.
Namun, ternyata itu juga dilarang karena katanya tidak “ilok” (red: Bahasa Jawa)
atau mungkin pamali dalam Bahasa Indonesia. Mungkin maksudnya adalah makan
menggunakan cobek tidak sopan karena itu adalah alat untuk membuat dan mengulek
bumbu.
https://www.nibble.id |
16. Jangan potong kuku malam-malam, nanti kukunya jadi
kunang-kunang
Dulu memang masih sangat banyak kunang-kunang, terutama
malam hari karena kunang-kunang biasanya hanya muncul malam hari. Kunang-kunang
adalah kecil seperti serangga terbang dan memiliki badan yang bisa bersinar
(menyala). Mungkin maksudnya adalah kita jangan potong kuku malam-malam karena
jari kita bisa terkena pisau atau terluka karena dulu memotong kuku biasanya
menggunakan pisau. Dan dulu itu belum banyak listrik jadi kondisinya masih
gelap karena hanya menggunakan damar saja.
17. Ada kicau burung “prenjak”, pertanda akan ada tamu
Burung prenjak (red: Bahasa Jawa) itu lah sering
disebutnya. Mungkin diberi nama burung prenjak karena berkicaunya pun “prenjak
prenjak prenjak.” Sayapun kurang paham itu jenis burung apa dalam Bahasa
Indonesia. Kalau ada bunyi burung ini di dekat rumah maka pertanda akan nada
tamu yang datang. Memang terkadang bisa terjadi beneran, atau juga tidak
terjadi. Tapi memang bunyi kicauannya yang keras dan unik sehingga menarik
perhatian kita.
18. Ada kupu-kupu masuk rumah, pertanda aka nada tamu
Sama halnya dengan burung prenjak, kalau ada kupu-kupu “dayoh”
yang masuk rumah biasanya juga pertanda akan nada tamu yang datang. Dayoh
adalah Bahasa Jawa yang artinya tamu dalam Bahasa Indonesia. Kupu-kupu jenis
ini memang jenis kupu-kupu yang jarang ditemukan, oleh karenanya kehadiran
kupu-kupu ini sangat diharapkan layaknya dayoh atau tamu yang jarang datang.
19. Makan jangan ditiup, nanti rezekinya kabur
“Kalau makan jangan ditiup, nanti rezekinya kabur!”
itulah yang sering diucapkan saat kita makan makanan atau minuman yang masih
panas lalu meniupnya. Mungkin maksudnya adalah tunggu makanannya dingin baru
dimakan dan jangan terburu-buru. Secara agamapun kita tidak dianjurkan meniup
makanan dan minuman yang masih panas, dan lebih baik menunggu sampai dingin.
Secara medispun ini kurang baik karena saat kita meniup akan keluar uap air dan
karbondioksida yang bisa mengandung kuman dan tidak baik untuk kesehatan.
20. Kalau nyapu buang sampahnya jangan ditunda, nanti
matinya di tunda
Saat kita menyapu, biasanya disarankan agar jangan “mengentun”
sampahnya, atau mengetem sampahnya (menunda membuang sampah). Jadi langsung
buang saja sampahnya ke tempat
pembuangan. Karena mitosnya kalau kita mengentun/mengetem sampah, besok kalau
meninggal dan akan dikuburkan mayatnya akan ditunda atau dietem atau dientun.
Dan itu tidak baik. Mungkin maksudnya buang lah sampahnya langsung biar tidak
kerja dua kali (mindo gaweni). Sehingga tidak akan tercecer lagi kena angin,
dan lebih efisien.
Itulah
beberapa mitos yang sering kita jumpai di Jawa, terutama di Banyumas, Jawa
Tengah. Samakah dengan mitos di daerah kalian? Masihkah banyak yang menggunakan
mitos tersebut? Sebenarnya kalau kita pahamipun semua mitos-mitos tersebut
memiliki maksud yang sangat baik. Hanya saja disampaikan dengan bahasa yang
lebih bersifat mengancam. Namun, ungkapan mitos-mitos tersebut sangat ampuh
untuk mendidik anak-anak. Anak-anak menjadi nurut, sopan, santun, dan tahu tata
karma yang pada zaman sekarang sudah semakin pudar. Itu karena ketika kita
menggunakan ungkapan-ungkapan mitos tersebut di atas, anak-anak zaman sekarang
lebih banyak menggunakan logika dan membantahnya dengan jawaban yang masuk
akal. Sehingga penanaman nilai-nilai baik lewat mitos mulai hilang, begitu juga
dengan mulai hilangnya kesopanan, kesantunan, dan tata krama anak-anak zaman sekarang.
Tentunya
masih banyak mitos-mitos di Jawa, khususnya Banyumas, Jawa Tengah yang belum
disebutkan. Dan di artikel berikutnya saya akan mengulas tentang lanjutan
tentang mitos-mitos tersebut yang dapat di baca di 21 Mitos di Jawa,
Khususnya Banyumas, Jawa Tengah, Bagian 2. Semoga bermanfaat…semoga sukses!
No comments:
Post a Comment
Komentarlah dengan bijak