Friday 20 April 2018

Cara Memperbaiki Kesalahan Pada Sertifikat TOEFL ITP

Cara Memperbaiki Kesalahan Pada Sertifikat TOEFL ITP


Akhirnya saat-saat yang ditunggu telah tiba setelah hampir dua minggu menunggu. Ya, pengumuman skor TOEFL ITP telah keluar! Itulah yang dipikirkan setelah mengambil tes TOEFL. Saat yang menegangkan dan penuh dengan harapan. Itu juga yang saya rasakan setelah mengambil tes TOEFL di salah satu instansi resmi penyelenggara TOEFL ITP di Semarang. Setelah hampir dua minggu menunggu atau tepatnya 10 hari setelah tes TOEFL ITP, akhirnya skorpun keluar. Tidak terlalu mengecewakan karena skor yang saya harapkan sudah tercapai, walaupun masih jauh dari kata sempurna. Seperti biasa, saya mengamati setiap detail sertifikat yang saya dapatkan. Awalnya saya merasa senang karena sudah sesuai harapan. Namun ada sesuatu yang mencolok di mata ketika saya melihat lebih detail sertifikat yang saya dapatkan. Ternyata tanggal lahir pada sertifikat salah. Ya, kesalahan tanggal lahir pada sertifikat TOEFL ini bisa jadi menjadi masalah, itu yang saya pikirkan. Kemudian saya mencari tahu apakah kesalahan pada setifikat TOEFL ini bisa diperbaiki. Ternyata kesalahan pada sertifikat TOEFL bisa diperbaiki, namun dengan sedikit waktu dan biaya. Kesalahan seperti nama dan tanggal lahir. Nah, di sini saya akan berbagi bagaimana cara memperbaiki kesalahan tanggal lahir pada sertifikat TOEFL ITP. 
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi instansi tempat dimana kita melakukan tes TOEFL ITP sebelumnya. Biasanya mereka akan melakukan konfirmasi ke IIEF pusat di Jakarta, namun bisa juga kita yang diminta untuk menghubungi sendiri ke pihak IIEF. Dari situ, ada beberapa poin penting yang didapatkan dari IIEF:
1. Peserta hanya dapat melakukan pencetakan ulang di mana peserta melakukan tes. Artinya, kita bisa melakukan perbaikan sertifikat di mana kita melakukan tes TOEFL sebelumnya karena hanya instansi tersebut yang berwewenang dan mempunyai data kita.

2. Peserta hanya boleh melakukan satu kali cetak ulang setiap kali tes dilakukan. Artinya, kita bisa melakukan perbaikan hanya sekali setelah tes. Oleh karena itu, pastikan saat melakukan perbaikan data harus benar (nama dan tanggal lahir).

3. Peserta yang dapat melakukan cetak ulang adalah dengan skor TOEFL di atas 460 dan melaksanakan tes satu tahun setelah melakukan tes. Memang sertifikat hanya akan dikeluarkan/dicetak apabila peserta mendapat skor minimal 460. Jika kurang dari 460 maka tidak akan mendapat sertifikat. Kemudian, pencetakan ulang sertifikat hanya bisa dilakukan maksimal satu tahun setelah tes dilakukan. Setelah satu tahun maka pencetakan ulang tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, sebaiknya perbaikan dilakukan dengan segera.

4. Proses pencetakan ulang memakan waktu kurang lebih 7-10 hari setelah institusi mengirim form permintaan dan melakukan pembayaran dan mengirim kembali seluruh sertifikat yang salah (jika terdapat revisi nama/tanggal lahir). Oleh karena itu, seluruh sertifikat yang salah dikembalikan ke institusi dimana kita melakukan tes, melakukan pembayaran, dan menunggu institusi mengirim form pencetakan ulang.

5. Terkait perbaikan tanggal lahir, maka WAJIB melampirkan foto kopi/scan ID card yang masih berlaku (KTP/SIM/Paspor) untuk memastikan tanggal lahir dengan benar. Ini mungkin juga berlaku bagi kesalahan nama agar perbaikan benar-benar sesuai.

6. Biaya yang dikenakan adalah sebesar Rp 250.000,- yang dilakukan oleh institusi dimana kita melakukan tes ke IIEF, bukan dari peserta ke IIEF. Artinya, peserta membayar biaya pencetakan ulang ke institusi dimana peserta melakukan tes untuk selanjutnya dibayarkan ke IIEF. Biaya saat ini (tahun 2018) adalah Rp 250.000,- dan bisa jadi biaya akan berubah tiap tahun.

Dari poin-poin tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk memperbaiki kesalahan pada sertifikat TOEFL peserta tinggal menghubungi institusi dimana tes dilakukan dengan membawa sertifikat yang salah, membawa foto kopi ID card (KTP/SIM/Paspor), dan uang sebesar Rp 250.000,-. Peserta tinggal menunggu pencetakan ulang sertifkat sekitar 1-2 minggu untuk mendapatkan sertifikat TOEFL yang sudah diperbaiki. Semoga bermanfaat!

10 Tips Menghadapi Wawancara Kerja

10 Tips Menghadapi Wawancara Kerja

tips interview
My Own Property/10 Tips Interview
Hal yang bisa dibilang menegangkan saat melamar pekerjaan adalah sesi wawancara. Sesi dimana kita akan terlihat kesiapannya dan pribadiannya. Lalu bagaimana menghadapinya? Kali ini saya akan berbagi tips menghadapi wawancara kerja. Tips ini merupakan hasil dari pengalaman pribadi ketika melamar pekerjaan di salah satu instansi swasta. Mungkin tiap-tiap individu akan berbeda, namun apa salahnya jika berbagi pengalaman agar menjadi bahan pertimbangan untuk menghadapi wawancara kedepannya. Berikut tipsnya:
1. Masuk ruang wawancara dalam keadaan tenang (tidak gugup/grogi)
Kesan pertama ketika masuk ruang wawancara haruslah terlihat percaya diri dan tenang (tidak gugup). Kuncinya adalah tenangkan diri benar-benar sebelum masuk ruangan, tarik nafas, dan jangan gugup. Ketika dari awal sudah terlihat gugup, maka akan mengakibatkan pikiran buyar (ng-blank), terbata-bata ketika berbicara, dan berkeringat dingin. Usahakan kuasai diri dari awal hingga akhir.

2. Duduk ketika sudah dipersilahkan
Ketika sudah masuk ruang wawancara janganlah langsung duduk walaupun kursi sudah disediakan. Duduklah ketika sudah dipersilahkan karena bisa jadi ini menjadi nilai tambah untuk kita. Duduklah dengan rileks.

3. Berjabat tangan
Berjabat tangan adalah hal yang baik dengan siapapun, termasuk dengan pewawancara. Berjabat tanganlah jika sesama laki-laki/sesama perempuan. Ketika berjabat tangan usahakan dengan penuh kepercayaan diri, yaitu dengan berjabat tangan dengan erat (sewajarnya), jangan terlalu lembut, tapi juga jangan terlalu kencang. Berjabat tangan bisa dilakukan saat awal dan akhir wawancara.

4. Senyum kesan pertama
Senyum bisa menjadi senjata ampuh untuk meluluhkan pewawancara. Senyumlah sewajarnya sebagai kesan pertama agar suasana terlihat lebih tenang.

5. Jangan terburu-buru menjawab pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara bisa jadi merupakan pertanyaan yang ringan. Namun, jangan sampai terkecoh dengan langsung menjawab dengan asal-asalan. Pahami dan pikirkanlah dulu matang-matang sehingga jawabannya bisa memenuhi harapan si pewawancara. Berikanlah jawaban yang terbaik.

6. Percaya diri dalam menjawab pertanyaan
Usahakan jawablah setiap pertanyaan dengan percaya diri untuk memenuhi harapan si pewawancara. Jawaban yang tidak percaya diri hanya akan membuat bumerang bagi kita.

7. Jangan bertele-tele
Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan dengan langsung ke inti jawaban. Jangan menjawab dengan bertele-tele karena akan terlihat ragu dan tidak percaya diri.

8. Gunakan gesture sewajarnya
Saat bebricara, usahakan kurangi penggunaan gesture yang berlebihan. Gesture atau bahasa tubuh memang sangat membantu ketika seseorang berbicara, namun penggunaan bahasa tubuh yang berlebihan mengakibatkan komunikasi kurang efektif.

9. Pandangan ke arah pewawancara
Saat mendengarkan dan menjawab ketika wawancara sebaiknya pandangan kita tertuju ke pewawancara. Jangan mengalihkan pandangan ke bawah, ke atas, ataupun ke samping. Saat pewawancara berbicara atau bertanya berilah perhatian dengan menampakan keseriusan mendengarkan. Kemudian saat menjawab pertanyaan pastikan pandangan kita tertuju ke pewawancara untuk menunjukan bahwa kita jujur dan percaya diri dalam menjawab.

10. Saat setuju atau menyanggah pewawancara
Saat wawancara biasanya kita diberi kesempatan untuk memberikan argumen ataupun memberikan tanggapan terhadap suatu kasus ataupun pendapat pewawancara. Biasanya ini terdapat di sesi wawancara yang lebih mengarah ke diskusi. Saat kita setuju dengan pendapat/kasus yang diberikan oleh pewawancara sebaiknya kita menunjukan kalimat setuju dengan memberikan dasar pada pendapat kita dan berilah sedikit pendapat yang mendukung. Kemudian jika tidak setuju/menyanggah pastikan menggunakan kalimat yang santun juga. Janganlah langsung menyalahkan, namun berilah pendapat yang berbeda yang berdasar dan bersumber. Ini tentunya akan memberikan nilai lebih tersendiri bagi kita.

Demikian beberapa tips yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat!

Contoh Wawancara Kerja Menjadi Guru

Contoh Wawancara Kerja Menjadi Guru

contoh wawancara kerja menjadi guru
My Own Property/Contoh Wawancara Kerja Menjadi Guru
Pengalaman memang menjadi sesuatu yang dianggap ampuh untuk menjadi refleksi di masa mendatang. Dengan pengalaman, seseorang akan lebih bisa mempersiapkan apa yang perlu disiapkan. Tentunya pengalaman itu bisa didapat dari pengalaman pribadi yang dialami ataupun pengalaman yang didapat secara cuma-cuma dari pengalaman seseorang melalui cerita. Nah, di sini saya akan sedikit berbagi pengalaman wawancara kerja menjadi seorang guru. Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya mendaftar sebagai calon guru di salah satu lembaga pendidikan swasta di Purwokerto. Sebelumnya, saya telah lulus seleksi tahap 1, yaitu seleksi berkas yang kemudian berlanjut ke seleksi tahap 2, yaitu wawancara. Tentunya perjalanan masih panjang karena masih ada beberapa tes lagi sebelum dinyatakan lolos, yaitu seleksi tahap 3 microteaching, seleksi tahap 4 tes kesehatan. Jika sudah dinyatakan lolos barulah mengikuti job training selama satu bulan. Berikut pengalaman mengikuti tes wawancara menjadi seorang guru di lembaga pendidikan swasta.

Setelah dinyatakan lolos seleksi tahap 1, berlanjut ke tahap 2 yaitu wawancara. Wawancara ini terdiri dari 3 tim pewawancara, dan kebetulan saya masuk ke tim 2. Wawancara terdiri dari tiga sesi, yaitu kepegawaian, pendidikan, dan keagamaan. Masing-masing sesi berada di ruangan yang berbeda dengan satu orang pewawancara yang berpengalaman dibidangnya. Urutan sesi wawancara dilakukan secara acak, dan saya mulai dari kepegawaian, keagamaan, dan terakhir pendidikan.

1. KEPEGAWAIAN
Pada sesi ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan terkait pribadi, seperti nama, asal univerisitas, orang tua, dan organisasi yang diikuti. Kemudian pertanyaan terkait kompetensi mengajar seperti kompetensi guru, tugas guru, sifat yang harus dimiliki seorang guru. Lalu berlanjut ke pertanyaan terkait surat pernyataan yang telah diberi sebelumnya, apakah ada yang ingin ditanyakan. Silahkan tanya apa saja terkait isi surat pernyataan agar tidak terjadi kesalahpahaman setelah dinyatakan lolos. Pada bagian ini intinya berisi tentang loyalitas terhadap lembaga. Apakah kita dirasa siap mendedikasikan diri untuk lembaga secara totalitas dan siap menjaga loyalitas terhadap lembaga. Diri kita masing-masinglah yang tahu tentunya.

2. KEAGAMAAN
Mungkin karena ini adalah lembaga pendidikan berbasis agama Islam, jadi ada sesi keagamaan. Dalam sesi ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan yang berhubungan dengan aplikasi agama dalam kehidupan sehari-hari. Yang pertama tentang data pribadi seperti nama, asal universitas, asal daerah, tahun kelulusan, dan pengalaman kerja. Kemudian masuk ke intinya yaitu tentang kepahaman agama, seperti doa sehari-hari (doa masuk dan keluar masjid, doa memakai pakaian, doa sebelum dan sesudah makan, doa masuk dan keluar wc), bacaan dalam sholat (bacaan iftitah, duduk di antara dua sujud, rukuk, sujud, tasyahud akhir, dan qunut), hafalan Al Qur’an (baca 3 surat yang dihafal), dan membaca Al Qur’an. Kemudian aktifitas selama kuliah, organisasi apa saja yang diikuti dan sebagai apa. Yang terkahir adalah pertanyaan sekaligus diskusi terkait kondisi Islam saat ini, baik di Indonesia maupun dunia.

3. PENDIDIKAN
Pada sesi ini wawancara lebih santai karena bisa dibilang seperti diskusi terkait dunia pendidikan. Pertama tentu pertanyaan terkait latar belakang kita seperti nama, asal daerah, asal universitas dan sebagainya. Kemudian saya diminta untuk mempraktekan bagaimana memperkenalkan diri pertama kali di kelas. Setelah itu sesi wawancara ini lebih santai karena pewawancara memberikan sebuah gambaran atau kasus terkait dunia pendidikan saat itu, kemudian saya disuruh memberi tanggapan. Begitu seterusnya diskusi terkait bagaimana menjadi guru yang baik, siapa yang berperan penting dalam mengatasi pendidikan, dan sebagainya. Mungkin lebih ditekankan kepada sikap kita terkait kondisi pendidikan saat itu. Setelah itu menanyakan terkait buku apa saja yang sudah dibaca terkait mengajar dan bagaimana isinya. Mungkin pada sesi ini terkesan santai karena banyak diskusi dan berargumen, tapi perlu disadari bahwa argumen yang kita sampaikan juga sebaiknya berdasar sehingga lebih memperkuat argumen kita.

Itulah pengalaman wawancara yang bisa saya bagikan. Dalam menghadapi wawancara sebaiknya kita lebih siap lagi persiapannya. Usahakan jangan terlihat gugup dan bersikap lebih percaya diri sejak awal masuk ruang wawancara. Karena ketika kita gugup dan tidak percaya diri akan membuat kita terlihat tidak siap yang mengakibatkan terbata-bata dalam menjawab pertanyaan, pikiran menjadi buyar (blank), dan berkeringat dingin. Semoga bermanfaat!

Baca Juga:



Post Unggulan

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Wisata Edukasi dan Sejarah

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Wisata Edukasi dan Sejarah My Own Property Yogyakarta memang terkenal dengan beragam wisatanya...

Popular Posts