Hasil Penelitian
Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Waria dan
Keberadaan Waria Kaitannya
dengan Hubungannya dengan Masyarakat
Dosen
Pengampu : Ibu Noviani Achmad
Putri, S.Pd., M.Pd
Mata
Kuliah : Pendidikan
Kewarganegaraan
Disusun Oleh :
1. Dita Ayu Anggariani 2201413014
2. Nila Suci Anggraeni 2201413049
3 Catur Windy Astuti
2201413095
4. Dede Purnomo
2201413097
5. Shalatul Fajri 8111413135
6. Rantau Rizkiana 8111413136
7. Randa Ananda 8111413137
Universitas Negeri Semarang
Semarang
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hampir semua orang mengenal
waria (wanita tapi pria), waria adalah individu yang memiliki jenis
kelamin laki-laki tetapi berperilaku dan berpakaian seperti layaknya seorang
wanita. Waria merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat, namun demikian
jumlah waria semakin hari semakin bertambah, terutama di kota-kota besar.
Dalam disiplin ilmu psikologi, dikenal beberapa
gejala kewariaan yaitu pertama, transeksualitas yaitu seseorang dengan jenis
kelamin secara jasmani sempurna, namun secara psikis cenderung menampilkan diri
sebagai lawan jenis. Kedua, tranvetis yaitu nafsu yang patologis untuk memakai
pakaian dari lawan jenis kelaminya dan mendapat kepuasan seks dengan memakai
pakaiaan dari jenis kelamin lainnya. Sedangkan yang ketiga, hermafrodit yaitu
orang yang mempunyai dua jenis kelamin atau tidak kedua-duanya (Nadia, 2005 :
3).
Perilaku waria
tidak dapat dijelaskan dengan deskripsi
yang sederhanaKonflik identitas jenis kelamin yang
dialami waria tersebut hanya dapat dipahami melalui kajian terhadap setiap
tahap perkembangan dalam hidupnya. Setiap manusia atau individu akan selalu
berkembang, dari perkembangan tersebut individu akan mengalami
perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis. Salah satu aspek dalam diri
manusia yang sangat penting adalah peran jenis kelamin.
Setiap individu diharapkan dapat
memahami peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Keberhasilan individu dalam
pembentukan identitas jenis kelamin ditentukan oleh berhasil atau tidaknya
individu tersebut dalam menerima dan memahami perilaku sesuai dengan peran
jenis kelaminnya. Jika individu gagal dalam menerima dan memahami peran jenis
kelaminnya maka individu tersebut akan mengalami konflik atau gangguan identitas
jenis kelamin.
Berperilaku menjadi waria
memiliki banyak resiko. Waria dihadapkan pada berbagai masalah: penolakan
keluarga, kurang diterima atau bahkan tidak diterima secara sosial, dianggap lelucon, hingga kekerasan baik verbal
maupun non verbal.
Berdasar atas realitas tersebut
peneliti menganggap penting untuk memahami lebih dalam mengenai waria,
kebutuhan-kebutuhan atau dorongan yang mengarahkan dan memberi energi pada
waria, tekanan-tekanan yang dialami, konflik-konflik yang terjadi, hingga
bagaimana mekanisme pertahanan diri yang akan digunakan oleh waria tersebut. Sehingga penulis mengambil judul
“Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Waria ”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diteliti dari penelitian adalah
:
1. Apa saja faktor yang
menyebabkan seseorang menjadi waria?
2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap waria ?
C.
Tujuan Penelitian
Bertolak
dari permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah :
1.
Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menjadi waria
2.
Mengetahui tanggapan Masyarakat terhadap waria
KAJIAN TEORI
A. Sejarah Waria
Sebenarnya kita tidak tahu sejak kapan tepatnya
penyimpangan gender terjadi, akan tetapi sejak dahulu manusia memang sudah
melakukan penyimpangan atau penyeberangan gender serta manjalin hubungan antara
sesama jenis. Penyimpangan gender dan hubungan sesama jenis sudah sering dibahas.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel danYordania.
Ajakan Nabi Luth ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi Ibrahim dan Luth (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81), mereka malah meminta Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan kepada mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Luth ini akibat perbuatannya.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan, peristiwa atau lokasi kejadian diazabnya umat Luth AS ini adalah di Kota Sodom, di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Laut Mati atau di danau Luth yang terletak di perbatasan antara Israel danYordania.
Ajakan Nabi Luth ini justru ditolak oleh umatnya. Bahkan, tatkala Allah SWT mengutus dua orang malaikat dalam wujud manusia kepada Nabi Ibrahim dan Luth (QS Adz-Dzaariyaat [51]: 32, Hud [11]: 62-81), mereka malah meminta Luth untuk menyerahkan kedua tamunya itu untuk dinikahkan kepada mereka. Lalu, Allah menghancurkan umat Luth ini akibat perbuatannya.
Penyimpangan Seksual ini juga terjadi di kota Pompei,
Italia.Tercatat dari sejarah dan
bekas - bekas mayat yang tertinggal karena letusan gunung Vesuvius, Mayat -
Mayat yang telah menjadi fosil itu ditemukan saat berhubungan badan dengan
sesama jenis
B. Pengertian
Waria
Menurut Wikipedia Waria (lakuran dari kata wanita dan pria) atau wadam (lakuran dari kata hawa dan adam) adalah laki-laki yang
lebih suka berperan sebagai perempuan
dalam kehidupan
sehari-harinya.
Didalam KBBI Waria adalah wanita pria; pria yg bersifat
dan bertingkah laku spt wanita; pria yg mempunyai perasaan sbg wanita; wadam
Secara Umum Waria
adalah singkatan dari “Wanita pria”, Waria atau yang sering kita sebut banci
dalam sehari-hari merupakan salah satu penyimpangan sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Waria? Terkadang kita tidak asing mendengar kata
itu,karena sering menjadi perbincangan masyarakat. Bagaimana mungkin seorang
pria berprilaku seperti layaknya seorang wanita,hal itu sangat tidak wajar. Karena Tuhan
hanya menciptakan dua gender yaitu PRIA dan WANITA. Dengan segala
kelebihan dan kodratnya masing-masing. Tapi coba kita lihat secara fisik dari
para waria?? Terlihat aneh mungkin untuk sebagian masyarakat, bahkan sebagian
orang memandang sebelah mata terhadap kaum waria tanpa melihat sisi kehidupan
lain dari para waria tersebut.
C. Faktor
Penyebab Seseorang Menjadi Waria
Faktor Biologis, dalam sisi Psikolog saat embrio
berubah manjadi janin > sekitar minggu ke 24, dari proses itu hingga ke
bulan ke 3, terjadi perubahan pada kelaminya, yaitu jadi perempuan/laki laki.
masalahnya terkadang secara fisik mereka mengarah ke jenis kelamin A tetapi
secara psikologis dia ke jenis kelamin B, istilahnya terjadi mutasi gen/terjadi
penyimpangan hormon pembetuk saat janin sedang berkembang.
Jadi saat janin itu di lahirkan, secara
pribadi/individual dia adalah seorang perempuan (hormonya perempuan, pribadi
seorang perempuan) akan tetapi fisiknya seorang laki-laki. Pandangan
psikologi mengatakan bahwa transeksual merupakan salah satu bentuk
penyimpangan seksual baik dalam hasrat untuk mendapatkan kepuasan seksual
maupun dalam kemampuan untuk mencapai kepuasaan seksual (Supratiknya, 1995 :
91).
Faktor sosial beranggapan bahwa akibat dari
penyimpangan perilaku yang ditunjukkan oleh waria dalam kehidupan sehari-hari
akan dihadapkan pada konflik sosial dalam berbagai bentuk pelecehan seperti
mengucilkan, mencemooh, memprotes, dan menekan keberadaan waria di lingkungannya (Koeswinarno, 2005 : 151).
Sebenarnya kita tidak sepantasnya memandang mereka
secara rendah, karena sebenarnya mereka pun memiliki sisi kehidupan yang lain
yang mungkin tidak dapat kita rasakan sebagai manusia normal. Banyak hal yang
bisa kita pelajari dari seorang waria, contohnya saja kita bisa mengambil
hikmah bahwa seorang manusia tidak ada yang sempurna, sekali pun manusia
tersebut terlihat bijaksana dimata manusia lainnya. Percaya atau pun tidak
menjadi seorang waria pun membutuhkan pengorbanan baik dalam segi fisik
terlebih lagi mental.
Kehidupan waria sebenarnya termasuk kedalam perilaku
menyimpang. Perilaku menyimpang sering disebut deviasi sosial. Perilaku
menyimpang merupakan segala bentuk tutur kata atau perbuatan yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Segala hal yang
bertentangan dengan peraturan akan dianggap sebagai perilaku menyimpang.
Dari faktor ekonomis masalah sosial itu sendiri biasanya
disebabkan oleh ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup
sendiri maupun keluarganya secara layak.
Masalah sosial yang disebabkan oleh faktor budaya
menunjukan adanya ketidaksesuaian pelaksanaan nilai, norma, dan kepentingan
sosial akibat adanya proses perubahan sosial dan pola masyarakat
heterogen/multikultural.
D. Tanggapan Masyarakat Terhadap waria
Penolakan
terhadap waria sering terjadi dilingkungan masyarakat terutama dilakukan oleh
masyarakat strata sosial atas. Oetomo dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
masyarakat strata sosial atas ternyata lebih sulit memahami eksistensi waria,
mereka memiliki pandangan negatif terhadap waria dan enggan bergaul dengan
waria dibanding masyarakat strata sosial bawah yang lebih toleran. Karena belum
diterimanya waria dalam kehidupan masyarakat, maka kehidupan waria menjadi
terbatas terutama pada kehidupan hiburan seperti ngamen, ludruk, atau pada
dunia kecantikan dan kosmetik dan tidak menutup kemungkinan sesuai realita yang
ada.
Pakar kesehatan masyarakat dan pemerhati waria, Gultom (2002) setuju
dengan pendapat seorang waria yang bernama Yuli, bahwa waria merupakan kaum
yang paling marginal. Penolakan terhadap waria tidak terbatas rasa “jijik”,
mereka juga ditolak untuk mengisi ruang-ruang aktivitas: dari pegawai negeri,
karyawan swasta, atau berbagai profesi lain. Bahkan dalam mengurus KTP,
persoalan waria juga mengundang penolakan dan permasalahan, maka sebagian besar
akhirnya turun dijalanan untuk mencari kebebasan. Perlakuan yang tidak
adil terhadap waria, tidak lain adalah disebabkan kurang adanya pemahaman
masyarakat tentang perkembangan perilaku dan dinamika psikologis yang dialami
oleh para waria, sebab selama ini pemberitaan-pemberitaan media, baik media
cetak maupun media elektronik, belum sampai menyentuh pada wilayah tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya memecahkan
suatu pengetahuan dalam upaya memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan
metode ilmiah. Dengan metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih
terarah, sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan
tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu dalam
bab tiga ini akan diuraikan mengenai berbagai hal yang termasuk dalam metode
penelitian.
Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data (Suharsimi Arikunto, 1997 :138). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini untuk mengungkap data tentang faktor penyebab seorang menjadi waria. Metode pengumpulan data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara. Dalam metode
wawancara ini penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa waria untuk mendapatkan data
mengenai penyebab seorang menjadi
waria.
Dalam
metode wawancara ini, penulis sebelumnya membuat pedoman wawancara terlebih
dahulu dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut:
- Persiapan,
meliputi menentukan tujuan; menentukan bentuk pertanyaan; menentukan
responden; menentukan jumlah responden; menetapkan jadwal pelaksanaan
wawancara; dan mengadakan hubungan dengan responden.
- Pelaksanaan,
meliputi memilih pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan dalam
rangka mengumpulkan informasi dan mengadakan wawancara.
- Penutup,
meliputi menyusun laporan wawancara; mengadakan evaluasi tentang
pelaksanaan wawancara dan mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap
penting dari pelaksanaan wawancara itu.
PEDOMAN WAWANCARA
Topik :
Faktor penyebab seseorang menjadi waria
Tujuan :Untuk
mengetahui potret waria dan faktor penyebab keberadaannya
Nama Responden :
Waktu Pelaksanaan :
Tempat :
1.Nama Lengkap dan nama asli anda?
2.Mengapa bisa menjadi seorang waria ?
3.Nyaman gak dengan keadaan sekarang ini ?
.
4.Sejak kapan menjadi waria ?
5. Apakah keluarga anda tahu
? Bagaimana
Tanggapan
keluarga tentang anda ?
6. Bagaimana reaksi dari tetangga atau masyarakat
?
7. Aktivitas saat ini ?
8. Apakah ada rencana ke depan ?
9.Bagaimana dengan kisah asmara anda ??\
10.Ada gak keinginan untuk kembali menjadi seorang pria
?
11.
Mulai kerja dan Penghasilan semalam?
HASIL WAWANCARA
Topik :
Faktor seseoorang menjadi waria
Tujuan :Untuk mengetahui kondisi dan faktor
penyebab seseorang
Menjadi waria
Nama Responden : Jupe alias Jony
Waktu Pelaksanaan :8 November, pukul 22.00 WIB
Tempat : Kota Lama
Jawaban:
1. Jupe, Nama asli Joni
2. Karena faktor ekonomi
3. Nyaman sekali, yang
penting saya ga kerja sama orang dan ga merugikan orang lain
4. Dari kecil
5. Tahu, Ga apa-apa yang penting ga nyuri
dan halal
6. Tergantung kita sih, sih kalau saya yang
penting ramah dan ga nganggu
7. Cuman
kerja malam aja, siangnya tidur
8. Rencana nya mau buka salon, ngumpulin
uang dulu
9. Tidak ada kisah asmara, itu cuman bikin
sakit
10. ga mau, pengen jadi waria aja
11. dari jam 21.00 WIB sampai 04.00 WIB, Rata-rata
100-200 ribu
12. Dikasih tempat yang bagus
HASIL WAWANCARA
Topik :
Faktor seseoorang menjadi waria
Tujuan :Untuk mengetahui
kondisi dan faktor penyebab seseorang
Menjadi waria
Nama Responden : Simar alias Dewi
Waktu Pelaksanaan :8 November, pukul 22.00 WIB
Tempat : Kota Lama
Jawaban:
1. Dewi nama asli simar
2. Saya asli dari lahir sudah kayak gini
3. Nyaman sekali dan yang penting ga
nyusahin orang lain
4. Dari tahun 2003
5. Tahu banget, Ga apa-apa yang penting ga
mencuri, yang penting halal
6. Biasa aja, kalau saya tergantung diri
sendiri yang penting ramah dan ga pernah nganggu mereka
7. Cuman
kerja malam aja, siangnya tidur
8. Sudah punya salon
9. Tidak ada cinta, kalau waria itu hanya
pertemanan
10. ga mau, pengen jadi waria aja
11. dari jam 21.00 WIB sampai 04.00 WIB,Rata-rata
100-200 ribu
12. Dikasih tempat yang bagus
TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP
WARIA
Apa tanggapan anda tentang waria
? Menghargaikah anda dengan
keberadaan mereka ?
Inne ( ibu rumah tangga )
: Waria ga pernah dan ga bisa dibilang
salah, mana ada orang yang bisa milih
mau dilahirin sebagai apa ? begitu juga dengan waria. Saya menerima
saja, karna itu kehidupan dia.
Ping (Pegawai kantor)
: Biasanya waria diidentikkan dengan sex. Jelas, terbukti dengan banyaknya waria yang menjajakan
dirinya di pinggir-pinggir jalan. tidak jauh berbeda dengan PSK. Menurut saya itu negative.
Reki ( warga
sekitar lokasi)
:Waria itu
gak bisa dibilang menyalahi kodrat/gak sah menurut agama
terkadang dia korban kelainan genetik/mutasi gen, justru harusnya dibantu bukan dihina/disalah-salah kan.
terkadang dia korban kelainan genetik/mutasi gen, justru harusnya dibantu bukan dihina/disalah-salah kan.
Ibu Yeni ( sales)
: Saya berpendapat waria/wadam adalah suatu kelainan
kejiwaan, karena secara fisik ia adalah pria. Mungkin hal ini karena banyak
faktor, misalnya faktor internal (misalnya, faktor genetika) dan faktor
eksternal (misalnya lingkungan).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan
penelitian yang telah penulis lakukan terhadap dua orang waria, dapat diperoleh hasil laporan penelitian mengenai kehidupan seorang waria. Meskipun dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan satu instrumen
pengumpulan data yaitu wawancara, akan tetapi pada saat melakukan teknik
wawancara ini peneliti juga ikut mengamati atau observasi langsung dengan
mereka (subjek). Dari dua sampel penelitian yang penulis ambil, dapat dilihat
kondisi yang hampir sama antara keduanya. Jika dilihat dari jawaban kedua sampel
tersebut menunjukkan bahwa faktor penyebab yang menjadikan mereka menjadi waria seperti itu adalah karena faktor ekonomi dan
biologis. Disamping itu Penolakan terhadap waria sering terjadi dilingkungan
masyarakat terutama dilakukan oleh masyarakat strata sosial atas terhadap waria
dibanding masyarakat strata sosial bawah yang lebih toleran.
Berdasarkan
hasil penelitian kami, faktor adanya waria lebih di mengarah ke faktor biologis.
Ini terbukti berdasarkan hasil wawancara, bahwa mereka tidak merasa menjadi
seorang laki-laki, tapi mereka merasa seorang perempuan. Merekapun menjadi
seorang waria sejak kecil dan nyaman dengan keadaan mereka menjadi seorang
waria. Berdasarkan pengamatan kami, Seorang waria lebih terlihat keibuan
(memiliki sifat seperti seorang wanita asli) ketika dia menjadi waria sejak
kecil, lebih ramah, dan lebih mengumatakan perasaan. Beda halnya dengan seorang
waria yang mulai menjadi waria lebih agak dewasa. Mereka masih terlihat
sifatnya sebagai seorang laki-laki. Ini terbukti bedasarkan hasil pengamatan
kami saat melakukan wawancara. Tetapi faktor ekonomi lebih menjadi alasan utama
seseorang menjadi waria yaitu untuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
B.
Pembahasan
Dari deskripsi hasil
penelitian di atas dapat dilihat bahwa dari beberapa faktor penyebab seseorang
menjad waria, faktor dominan yang biasa
mempengaruhinya adalah faktor kondisi sosial ekonomi. Kesulitan ekonomi yang
dialami oleh keluarga waria,
menempatkan kedudukan seorang tersebut
dalam keluarga untuk membantu mencari uang.
Disamping itu juga ada faktor biologis yang nyatanya meski sejak lahir
berkelamin laki laki tapi perasaaan dan jiwanya cendrung kearah perempuan. Pandangan
masyrakat terhadap waria terbagi dalam 2 strata, masyarakat strata atas ternyata lebih sulit memahami
eksistensi waria, mereka memiliki pandangan negatif terhadap waria dan enggan
bergaul,mereka beranggapan waria adalah suatu kelainan kejiwaan, karena secara fisik ia adalah pria, Biasanya
waria diidentikkan dengan sex. Jelas, terbukti dengan banyaknya waria yang menjajakan dirinya
di pinggir-pinggir jalan.
Tidak jauh berbeda dengan PSK. Sedangakan masyarakat strata
bawah lebih toleran mereka beranggapan waria tidak pernah dan tidak bisa
dibilang salah, mana ada orang yang bisa
milih mau dilahirin sebagai apa. Begitu juga dengan waria, mereka menerima saja, karena itu kehidupan dia. Waria itu tidak bisa dibilang menyalahi kodrat/gak sah
menurut agama terkadang dia korban kelainan genetik/mutasi gen, justru
harusnya dibantu bukan dihina/disalah-salah kan.
Seorang
waria juga
memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Waria juga mempunyai HAM yang
tidak boleh dilanggar dan harus memiliki hak sama sebagai warga negara di
Indonesia. Yaitu hak hidup, hak bermasyarakat atau hak berkumpul, dan hak
memperoleh pekerjaan yang layak. Oleh karena itu, seorang waria juga harus
mempunyai peranan atau menjadi bagian dari masyarakat. Mereka berhak bergaul
dan hidup bermasyarakat tanpa adanya diskriminasi ataupun dipandang sebelah
mata oleh masyarakat. Walaupun dari hasil wawancara kami, mereka lebih banyak
menghabiskan waktu malam untuk berkerja mencari nafkah, dan siang mereka
gunakan untuk beristirahat ataupun tidur. Ini mengindikasikan kalau mereka
jarang bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Sebenarnya mereka pun ingin mendapat pengakuan dari
masyarakat secara utuh, mereka punya harapan untuk kedepannya, yaitu membuka
salon dan diberi tempat yang bagus. Sehingga mereka tidak berada dijalanan.
Mereka juga mempunyai prinsip yaitu mereka kerja halal, dan tidak mengganggu
masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas,
waria menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk mencari nafkah dan atau berkeliaran di jalanan maupun ditempat-tempat tertentu
mulai dari jam 21.00 WIB sampai jam 04.00.WIB. Munculnya
waria disebabkan adanya beberapa faktor di
antaranya kesulitan ekonomi, dan faktor biologis.
Faktor ekonomi lebih dominan mereka mencari nafkah dengan
tujuan untuk mencukupi ekonomi keluarga disamping adanya faktor biologis yang
juga sebagai pendukung. Pandangan
masyarakat terhadap waria terbagi menjadi 2 strata sosial, pertama, masyarakat
strata sosial bawah cendrung lebih toleran sedangkan masyarakat strata sosial
atas sering terjadi penolakan terhadap eksistensi waria.
B.
Rekomendasi
Saran kami selaku penulis yaitu,
Sebenarnya kita tidak sepantasnya memandang mereka secara rendah, karena
sebenarnya mereka pun memiliki sisi kehidupan yang lain yang mungkin tidak
dapat kita rasakan sebagai manusia normal. Apakah masih kita tega
men-judge para kaum waria sebagai kaum rendahan yang menjadi sampah masyarakat ?? Sebagai
sesama mahkluk Tuhan yang memiliki akal pikiran, seharusnya kita bisa lebih
saling menghargai sesama apapun perbedaannya, atas dasar perasaan prikemanusiaan. Apapun alasannya
tidak ada yang bisa mendorong kita untuk berprilaku sedemikian rupa terhadap
para waria. Karena, menerima ataupun tidak, kaum waria memang ada dan tidak
bisa kita pisahkan dari bermasyarakat. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca dan mohon maaf bila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gultom, R.A.,
2002. Karakteristik Penderita
Plasenta Previa Di
RSUD Dr.
Pirngadi Medan
Tahun 1999-2001
Koeswinarno. 2005. Hidup Sebagai
Waria. Yogyakarta : Kanisius.
Nadia, Z. 2005. Waria Laknat atau
Kodrat. Yogyakarta : Galang Press
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antarpribadi: Tinjauan Psikologis.
Yogyakarta:
Kanisius
http://ekoarif.wordpress.com/2012/12/03/dampak-stratifikasi-sosial-dalam-kehidupan-masyarakat/, di akses 08 november 2014
No comments:
Post a Comment
Komentarlah dengan bijak