Friday, 18 August 2017

Beberapa Karakter Pembeli Dan Cara Menghadapinya

Beberapa Karakter Pembeli Dan Cara Menghadapinya

       
www.linkedin.com
   
Terkadang dalam transaksi jual beli ada beberapa karakter pemebeli yang membuat mood penjual berubah-ubah sehingga transaksi tidak berjalan dengan lancar. Pengaruh pembeli sangat kuat sehingga penjual harus tetap bisa menjaga moodnya tetap baik agar transaksi berjalan lancar. Berikut beberapa karakter pembeli dan cara menghadapinya.
1. Pembeli yang ramah
     Sebagai seorang pembeli, memang seharusnya menunjukan sikap ramah saat akan bertransaksi. Itu menunjukan bahwa antara pembeli dan penjual sama-sama saling membutuhan. Bukan sekadar pembeli harus memenuhi segala keinginannya tanpa memperdulikan penjualnya. Pembeli dengan karakter ramah biasanya datang dengan tersenyum, dan jika di sapa dia akan tambah tersenyum dan membalas salam dari penjual. Cara menghadapi pembeli karakter seperti ini adalah penjual juga harus bersikap ramah dan bisa mengatur cara berkomunikasinya agar pembeli merasa dihargai dan akan menjadi pelanggan setia. Walaupun suasana penjual sedang marah, dongkol, dan sebagainya, tetapi tetap harus menunjukan sikap yang ramah pula.

2. Pembeli yang cuek
     Pembeli dengan karakter seperti ini memang sering kita temukan. Ketika kita senyum, dia seolah-olah tidak peduli. Ketika disapa, dia tidak akan menyapa balik. Ketika ditanya mau beli apa, dia tidak menjawab. Dia seolah-olah adalah yang sangat dibutuhkan, dan penjual tidak dianggap sama sekali. Menghadapi tipe pembeli seperti ini sepertinya sedikit sulit karena tidak ada interaksi, hanya ada interaksi dingin. Cara menghadapinya adalah dengan tetap menjaga mood kita tetap baik. Jangan sampai terpengaruh menjadi cuek. Tetap menanyakan keperluannya, menjelaskan produk kita dan jangan sampai kita menjadi muram.

3. Pembeli yang sok tahu
     Terkadang, ada saja pembeli yang sok tahu, tapi sebenarnya tidak tahu. Karakternya hampir sama seperti si cuek itu. Ketika ditanya tidak menjawab, ketika disapa tidak membalas sapa, ketika diberi senyuman tidak membalas senyum. Dan yang paling menonjol adalah dia datang untuk membeli tapi hanya lihat-lihat produk, intip-intip, pegang-pegang, dan ketika sudah lama dan bingung, dia baru bertanya. Bikin gedeg juga si, tapi itulah karakternya. Sok tahu, tapi ternyata tidak tahu. Cara menghadapinya adalah biarkan saja dia seperti itu, tunggu sampai dia benar-benar bertanya dan melakukan transaksi. Karena kalau kita terus menawarkan produk, dia hanya diam dan lihat-lihat dan bikin eneg. Tetapi, kita harus tetap menjada mood dan tetap ramah agar tidak ikutan jadi sok tahu.

4. Pembeli yang merasa paling berkuasa
     Pembeli dengan karakter seperti ini biasanya cuek. Dia datang, langsung to the point banget ngomongnya. Tidak senyum, tidak menyapa. Kalau disapabut tidak menyapa balik, ketika ditanya tidak menjawab. Dia biasanya tidak suka berinteraksi, lebih menunjukan kekuasaannya sebagai pembeli yaitu datang, membeli, ya sudah langsung pergi. Cara menghadapinya adalah dengan sama-sama menunjukan sikap tegas dan tetap menjaga suasana transaksi. Sikap tegas disini berarti tidak terlalu banyak berinteraksi, dan memberikan apa yang dia butuhkan tanpa member banyak tawaran lain karena itu biasanya tidak ditanggapi.

5. Pembeli yang santai
     Pembeli dengan karakter seperti ini biasanya lebih ramah dan menghargai penjualnya. Dia lebih suka bertanya tentang produk, banyak berinteraksi dan kadang berinteraksi diluar produk dan transaksi jual beli. Pembeli dengan karakter ini lebih enak dalam membangun suasana transaksi yang santai tapi mengena. Karena kita punya kesempatan untuk lebih menawarkan dan memperkenalkan produk. Cara menghadapinya adalah dengan tetap menjaga mood dan ikuti ritme transaksi dan interaksi sesuai pembeli. Dengan begitu, dia akan lebih mudah menerima tawaran-tawaran tentang produk kita.

6. Pembeli yang terburu-buru
     Terkadang ada saja pembeli yang terburu-buru dan ingin cepat-cepat. Biasanya dia akan cepat dalam menentukan pilihan produk yang ingin dibeli. Dia lebih mudah menerima apa yang dia inginkan tanpa banyak pertimbangan. Cara menghadapinya adalah dengan tetap menjadi kita sebagai penjual tetap santai dan ramah, jangan terbawa suasana menjadi gugup dan ingin cepat menyelesaikan transaksi. Tawarkan produk yang dia inginkan dan yang paling baik, karena dia biasanya akan segera menentukan tanpa melihat harganya. Jadi kesempatan baik bagi penjual untuk menawarkan produk terbaiknya sesuai kebutuhan pembeli.

7. Pembeli yang ngenyel, tidak mau tahu, dan merasa benar sendiri
     Pembeli dengan karakter seperti ini memang agak sedikit sulit dihadapi. Dia merasa paling tahu produknya sehingga ketika dijelaskan tidak akan menerima dan selalu merasa apa yang dia tahu adalah yang benar. Dia selalu ngeyel dan apa yang dia inginkan harus ada. Susah memang dan harus bersabar. Cara mengahadapinya adalah biarkan dia berbicara dulu sampai selesai, dan biarkan dia menyampaikan keinginannya. Baru setelah itu, tawarkan produk yang ada dengan menunjukan barangnya dengan memberikan penjelasan sedetail mungkin. Jika dia tidak percaya dan masih ngenyel, biarkan dia ngeyel terlebih dahulu. Kemudian jelaskan lagi dengan ramah. Jika masih ngeyel maka biarkan saja dia, karena jika tetap dilayani, maka akan mengubah mood kita menjadi ikutan ngeyelan.

        Itulah beberapa karakter pembeli dan cara mengahadapinya berdasarkan pengalaman pribadi. Jika ada yang benar maka dapat diaplikasikan, jika banyak ketidaksesuaian, maka carilah yang sesuai. Intinya, dalam mengahadapi pembeli, sebagai penjual harus tetap menjaga moodnya agar tetap  jernih. Jangan mudah terbawa suasana pembeli karena dapat mengacaukan transaksi. Walaupun sejatinya pembeli adalah raja dan penjual menyediakan kebutuhan pembeli, namun sebagai penjual juga harus bisa menunjukan kekuasaannya. Karena pembeli dan penjual sama-sama saling membutuhkan.

My Adventure of Reaching Andong Mountain Peak

Reaching Andong Mountain Peak
Seeking for a pleasure of heart, a calm of mind, and a peaceful of soul are the things that I am looking for. These I can get by seeing the Majesty of Allah by reaching the peak of mountains. One of them is Andong Mountain. It is located in Magelang, Central Java. The peak reaches 3.136 meters above sea level. Although it is not high enough, but the view I get is more than what I expected.
It was started few days ago on Friday, July 21th 2017. Three of my friends and I hiked Andong Mountain. We started our journey at 7.30 p.m. after performing Isya Prayer. We prepared all of the things we needed such as mattress, tent, some snacks, beverages, and jacket. We also did not forget about the important things for hiking such as raincoat to anticipate raining, kerchief, masker, clothes, personal medicine, and prayer stuffs. Everything must be well prepared. After all was prepared, we prayed together by hoping that Allah would always protects us. Then, we had dinner first because it was important to keep our fit-body. Done! Finally we were ready to start our journey.     
The journey was started! We passed Salatiga city as the nearest way to go Magelang. But, on the way the drizzling was coming. It was getting raining. We decided to take shelter in the empty house. We took a rest for a moment while waiting for the raining was stopped. A few minus later the raining was stopped. So, we continued our trip again. Just a moment, it was raining again. We decided to take shelter again for the second time. Rather delaying the trip, we finally wore our rain coat. But, one of my friends did not bring it. Finally, we had to wait our friend to but a raincoat first. All were ready. We all wore raincoat and continued our trip.
The dark night with a drizzling accompanied our trip. The silence and fully hope convinced us to get it through with fully spirit in our soul. No matter the dark, chilled, and rain could not stop us to continue the trip. Finally, after two hours trip, at 10.30 p.m. we arrived in the hiking base camp. We parked our motorcycle and took a rest by eating our snack we brought. Firstly, our plan was directly hiked after arriving, but we changed our plan because we all were wet and tired. We decided to take a rest and sleep to recover our body. At 1 p.m. we woke up and prepared for hiking. 
With a new spirit, we started hiking. But, one thing we missed. We did not bring any flashlight. The important thing we missed. Finally, we used the phone flashlight, power bank and portable LED lamp. It was bad because we only could reach short distance of this flashlight. It was not recommended flashlight if we wanted to hike. We must use the appropriate flashlight that could reach a long distance. But, it did not decrease our spirit. Keep hiking! 

In the middle of hiking, we also met some hikers. In the first post, we met some hikers who took a rest. Then, we continued hiking. The track was rather difficult and slippery. Suddenly, unexpected thing happened. One of my friends vomited. We took a rest for while and got some medicine. But, unfortunately the medicine we needed were not brought. So, we just waited took a rest got some herbal candies. Then, we continued the hiking. 
The sky was getting bright. The stars were twinkling beautifully. We took a rest for a moment while enjoying the beautiful night. The city also could be seen beautifully from the mountain. The city was glowing from the electricity. But, it was great. Unconsciously, we were getting closer to the peak. It uplifted our spirit to reach the peak quickly. We stood up and faced the tracked enthusiastically.
Finally, after more than two hours we hiked, we reached the peak. Something we expected was become true. We sighted seeing the peak. There were many tents. There was also a food stall. Afterward, we looked for a spot for pitching a tent. Finally, we found a spot. We pitched the tent and got some snacks while telling about the things during the hiking. Unconsciously, the calls for prayer, Adzan Subuh were heard. Then, we were performing Subuh Prayer together. After that, we were waiting for sunrise. There were also many people there waiting too. We captured some pictures and enjoyed the view with a fresh air. 

Around the mountain was covered by fog. Slowly, little by little the shadow of other mountain appeared beautifully. And, the thing we were waiting for was coming, the sunrise. The ray of the sun was piercing the fog and the dark. The king of the nature was coming and shining that warming our body. We perpetuated this moment by capturing the pictures and recorded videos. We all felt wonderful and amazed. But, after minutes the sun was covered by the cloud. It looked cloudy. The fog started covering the mountain again. Finally we were waiting for the sun to shine. While waiting, we ate some snacks and relaxed for a while. After some minutes we had been waiting, but the cloud and the fog still were still covering. Perhaps, it was not a good day. But, it did not matter. We were still happy and excited. All the things of our struggle were fully paid by this beautiful scene.

After that we decided to go down the mountain. With a pride, we stepped our feet go down. And once more, we were amazed by Allah from His creations. We are nothing and we have nothing. All is given by Allah.   

Post Unggulan

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Wisata Edukasi dan Sejarah

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Wisata Edukasi dan Sejarah My Own Property Yogyakarta memang terkenal dengan beragam wisatanya...

Popular Posts