MEMAKNAI RAMADHAN SEBAGAI AJANG MEMPERBAIKI DIRI
Semarang
(23/5) Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia dimana setiap kebaikan akan
dilipatgandakan. Memaknai bulan ramadhan sebagai bulan yang penuh ampunan dan
penuh dengan keberkahan. Bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, tapi
juga dari hawa nafsu dan dosa.
Memaknai ramadhan, bagi setiap orang
memang berbeda. Seperti yang disampaikan oleh Ramlan selaku mahasiswa Unnes
memaknai ramadhan sebagai ajang memperbaiki diri. “Maksimalkanlah ramadhan
dengan baik dan dengan kegiatan yang positif dan sebagai pengingat karena tidak
selamanya bisa menikmati ramadhan.” Tuturnya (23/05). Makna ramadhan juga
disampaikan oleh Mas Elfin selaku takmir Masjid Baitusholihin. Ia menyampaikan,
sebagai mahasiswa jangan curang ketika ujian karena dapat mengurangi keberkahan
ramadhan. Kemudian bagi bapak ibu masyrakat agar mengajak putra putrinya untuk
memakmurkan masjid.
Makna ramadhan menurut Pak Syamsul
juga memiliki makna tersendiri. Pak Syamsul selaku takmir mahaiswa Unnes
memaknai ramadhan sebagai ajang konsistensi ibadah. “Ramadhan menjadi momen
untuk menengok masa lalu, mana yang kurang baik semoga menjadi baik, dan yang
sudah baik semoga baik lagi. Sebelum ramadhan kita juga dituntut untuk
membersihkan jiwa agar termasuk orang yang beruntung sebagai bekal di akhirat
kelak.” pesan Pak Syamsul. Berbagi, bersabar, dan menahan nafsu juga hal
penting yang harus kita terapkan dalam ramadhan. “Ramadhan itu sendiri bermakna
‘panas’ ,‘membakar’, dari Bahasa Arab, membakar nafsu dan emosi sehingga kita tidak
menjadi liar.” tutur Pak Syamsul. Puncak ramadhan itu adalah agar menjadi orang
yang bertakwa, dengan menjalankan segala perintahnya, dan beriman kepada Allah
agar mendapat petunjuk. “Jadilah manusia yang aktif dan banyak berdoa dan
beribadah agar kita disayang oleh Allah.” Tutup Pak Syamsul (23/05).
No comments:
Post a Comment
Komentarlah dengan bijak